Selasa, 08 September 2020

Menanam Labu Siam Yang Baik


Labu siam (Sechium edule) adalah tanaman yang masuk dalam famili Cucurbitaceae. Tanaman ini memiliki ciri batang penunjang menjalar, lunak dan mengandung air. Warna buah labu siam sangat beragam, dari mulai kuning, hijau muda juga hijau tua. Di Indonesia, labu ini memiliki banyak sebutan, ada yang menamakannya waluh siem, labu Jepang, ada juga yang menyebutnya labu Jipang.

Tanaman labu siam tumbuh dengan merambat ke para-para. Besar buahnya dua kali kepalan tangan dengan bentuk membulat ke bawah. Pada kulit luarnya ada alur yang mirip dengan pembagian ruang di dalam buah. Kulitnya yang tipis penuh tonjolan yang tidak beraturan. dan jika dikupas mengeluarkan getah. Karena itu, sebelum dimasak harus direndam terlebih dahulu. Labu siam pada umumnya diolah sebagai bahan sayuran ataupun lalapan.

Labu siam tergolong tanaman yang mudah ditanam. Itu sebabnya, tanaman ini tersebar di berbagai belahan dunia, mulai dari daerah yang beriklim tropis sampai daerah subtropis, mulai di daerah dataran tinggi dengan hawa dingin sampai dataran rendah berhawa panas, semua cocok untuk ditanami labu siam. Hal ini disebabkan karena adaptasi tanaman ini terhadap perilaku cuaca sangat baik.

Labu siam tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kurangnya air pada musim kemarau, tapi juga mampu mengantisipasi kelebihan air di musim hujan. Labu siam dapat tumbuh dengan optimal pada tanah kering, bertanah gembur yang kaya bahan organik, dengan drainase dan aerasi yang baik.

Untuk membudidayakan labu siam, berikut ini tahapan-tahapan cara menanam labu siam yang benar yang perlu dilakukan:

1. Pengolahan Tanah

Membudidayakan labu siam terhitung tidak sulit. Seperti halnya budidaya tanaman yang lain, awalnya dengan terlebih dahulu mengolah tanah dengan cara yang umum, yakni dengan membalik tanah dan menyeimbangkan unsur haranya. Setelah itu, dibuat parit-parit di atas lahan guna memudahkan dalam pengairan tanaman. Pola tanam dan parit-parit sebaiknya dibuat berjajar dan melintang.

Karena dalam pertumbuhan tanaman labu siam membutuhkan para-para, maka terlebih dahulu harus kita buat para– para setinggi +/- 220 cm dengan tiang pancang 3 m x 5 m. Untuk bagian atasnya dapat menggunakan anyaman bambu. Sementara panjang dan lebar para-para disesuaikan dengan kondisi lahan serta jumlah tanamannya.

Penanaman labu siam dilakukan dengan terlebih dahulu membuat lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm berkedalaman 20 cm. Jarak antara lubang tanam yang satu dengan yang lain sejauh 3 m dan antar baris 5 m. Untuk kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar.

2. Pembibitan Labu Siam

Labu siam diperbanyak melalui biji-biji yang terdapat pada buah labu siam yang umurnya sudah sangat tua. Biji-biji labu siam tersebut disemaikan di tempat yang lembab sampai berubah menjadi kecambah atau mengeluarkan tunas baru. Jika tunas yang tumbuh sudah lebih dari 30 cm, maka benih sudah siap untuk ditanam.

3. Penanaman dan Pemeliharaan

Dalam tahap penanaman terdapat beberapa proses dan tahap seperti:
  • Memasukan benih bertunas tersebut ke dalam lubang-lubang tanam yang sudah kita buat di atas lahan.
  • Benih yang sudah dimasukkan ke dalam lubang tanam selanjutnya ditutup dengan lapisan tanah, dan harus selalu kita jaga dari serangan berbagai macam hama, termasuk gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitarnya.
  • Pastikan bahwa para-para yang telah kita pasang sebelumnya sudah berdiri dengan kokoh dan siap untuk dijadikan sebagai media rambat tanaman.
  • Jika dalam proses pertumbuhannya kita jumpai tanaman yang tumbuh tidak sehat, lakukan penyulaman sesegera mungkin dengan bibit baru yang umurnya diperkirakan sama, penyulaman ini dapat dilakukan sejak satu minggu setelah tanam.
  • Ketika tanaman labu mulai tumbuh merambat atau menjalar, periksa kondisi sekitar lahan. Jika banyak dijumpai gulma atau rumput liar, lakukan penyiangan guna mengurangi bahaya hama dan penyakit tanaman, serta persaingan dalam memperebutkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah .
  • Para-para mulai difungsikan begitu tanaman mengeluarkan sulur. Rambatkan sulur tanaman pada bambu yang ditancapkan di dekat batang tanaman, dan pastikan sulur tersebut merambat dengan benar, agar ketika mulai berbuah, bambu yang menjadi para-para tersebut ikut membantu batang dalam menyanggah beban buah.
  • Pada saat tanaman berumur 3-6 minggu, lakukanlah pemangkasan pada cabang, agar tunas dapat menyebar dengan baik. Jika tunas dapat menyebar dengan baik, maka buah akan tumbuh dengan merata dan pertumbuhannya juga akan berlangsung sempurna. Potonglah ujung cabang yang tua dan tidak dapat lagi tumbuh memanjang, agar tunas-tunas baru dapat tumbuh. Potong juga daun-daun yang sudah tua.
4. Hama dan Penyakit

Terdapat beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang Labu Siam, beberapa diantaranya adalah:

- Ulat Grayak

Hama yang paling sering menyerang labu siam adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat ini menghabiskan daun labu dan hanya meninggalkan tulang daun saja. Ulat grayak melakukan serangannya pada malam hari, dan pada waktu siang ulat tersebut bersembunyi di dalam tanah. Untuk mencegah hama ini, tanaman harus dibersihkan dari berbagai jenis gulma, serta menyemprotkan sedini mungkin Azodrin dengan dosis 2 cc/l.

- Kepik

Hama tanaman labu yang lain adalah Kepik Leptoglossus australis. Kepik ini menyerang dengan membuat tusukan pada buah labu, sehingga ketika buah tersebut terkena air hujan, akan mudah dimasuki cendawan. Akibat yang ditimbulkan, buah menjadi lembek dan busuk. Untuk mengatasinya dapat dengan menyemprotkan Azodrin dengan dosis yang sama seperti di atas.

- Penyakit Layu

Sedang untuk penyakit yang sering menyerang tanaman labu adalah penyakit layu yang disebabkan cendawan Fusarium sp. Penyakit ini menyerang bibit yang baru tumbuh atau tanaman yang masih muda. Gejalanya, ujung daun perlahan-lahan layu lalu mengerut, sebelum akhirnya kering.

Cabut dan musnahkan segera tanaman yang terserang penyakit ini, agar tidak menular pada tanaman lain yang masih belum terjangkiti. Selain itu, semprotkan Benlate 2 g/l air ke seluruh batang dan daun tanaman serta ke bekas tanah tempat tanaman yang terkena penyakit agar tidak menyerang tanaman lain.

5. Panen dan Pasca Panen

Pada umur 3 – 5 bulan, tanaman labu siam siap untuk dipanen untuk yang pertama kalinya. Cara memanennya adalah dengan memotong labu siam pada tangkainya menggunakan pisau. Usahakan agar tidak sampai terjatuh, karena kulit buahnya yang halus mudah sekali lecet sehingga dapat mengurangi mutu.

Setelah panen pertama, panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Tanaman ini memiliki produktifitas selama 3–4 tahun. Setelah melewati masa itu, lakukanlah peremajaan dengan menanam tanaman baru. Satu tanaman labu siam rata-rata dapat menghasilkan sebanyak +/- 500 buah. Sedang produksi labu siam dapat mencapai 8–10 ton/ha per tahun.